Umpama-umpama Pakpak yang Terkait dengan Fauna


Bataksiana - Inti dari umpama Pakpak adalah memberikan nasehat kritik dan saran melalui peribahasa (analogi) yang singkat dan mudah dipahami. Umpama Pakpak kiranya bisa dilengkapi agar tidak hilang tertelan jaman. Karena salah satu kekayaan Budaya Pakpak adalah Umpama, yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut Umpama Pakpak yang terkait dengan dunia fauna: 
 
Ilustrasi.

1. GAJAH MERUBAT PELANDUK TERKAPIT (Gajah beradu, kancil yang terjepit)

Orang besar berkelahi anak kecil ikut menjadi sasaran atau para pimpinan yang berselisih mengakibatkan kesulitan pada rakyat jelata.

2. ULANG BAGI BIAHAT MERDOKAR (Jangan seperti harimau beranak)

Harimau beranak suka memangsa, lebih buas, tidak boleh didekati oleh binatang lain. Ungkapan ini dikatakan pada orang yang selalu marah, muka merah, kejam, tidak pandang bulu dan brutal, sifat yang tidak perlu untuk ditiru oleh manusia.

3. ULANG BAGE BERREK KELEGON (Jangan seperti beludru di musim kemarau)

Beludru pada musim kemarau biasanya berkumpul pada sisa air di selokan. Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang tidak mandiri dan tidak percaya diri sehingga selalu harus dibantu orang lain. Juga dikatakan pada orang yang selalu berkumpul tanpa melakukan usaha-usaha untuk peningkatan diri.

4. ULANG BAGE PERDALAN BIANG TONGGAL (Jangan seperti perjalanan anjing jantan)

Anjing jantang biasanya kalau berjalan selalu singgah, sehingga lama sampai ketempat tujuan karena selalu memperhatikan anjing betina. Ungkapan ini ditujukan pada anak laki-laki yang menjelang remaja (mulai masa pacaran). Para Pemuda jika pergi kesuatu tempat hendaknya jangan terlalu sering singgah, tetapi harus sampai ketujuan terlebih dahulu baru kemudian direncanakan perjalanan berikutnya.

5. ULANG BAGE RENGKABER (Jangan seperti kalelawar)

Ungkapan ini dikatakan kepada seorang pemuda yang suka keluyuran pada malam hari dan pada waktu siang tidak kemana-mana atau tidak bekerja tetapi tidur atau dirumah saja.

6. MBUE KUNU UKUM BENBEN, SAD APE TAPI RENGGICING

Ungkapan ini dikatakan pada kemampuan manusia yang tidak diukur dari jumlah yang banyak tetapi terutama diukur oleh kepandaian seseorang. Jadi walupun sedikit tetapi mempunyai peran yang cukup berarti bagi masyarakat sebagai suatu hal yang positif.

7. ULANG BAGE OLONG NAGKA (Jangan seperti ulat nangka)
Ulat nangka biasanya berjalan lompat-lompat. Dikatakan kepada orang yang selalu pindah-pindah tempat tinggal dari tempat satu ketempat yang lain atau tidak betah menetap pada suatu tempat. Dapat juga diumpamakan kepada seorang gadis yang centil yang selalu minta diperhatikan.

8. ULANG BAGE MENOLONG BIANG TERKAPIT (Jangan seperti menolong anjing yang sedang terjepit

Ungkapan ini dikatakan misalnya dalam suatu perkara. Apabila ada orang ketiga yang campur tangan untuk menyelesaikan sengketa sering dijadikan sasaran kemarahan pihak yang bertikai. Maksud hati berbuat baik, malah sebaliknya mendapat pukulan, makian maupun hinaan.

9. MULAK NOLA KAMBING I BOANG NAI

Ungkapan ini menyatakan pemberian tidak boleh ditolak atau rezeki jangan disangkal tetapi harus disyukuri atau dinikmati.

10. I KERUT MENCI EKUR KOCING

Orang besar atau kedudukan tinggi tidaklah kekal adanya, sebaliknya juga bisa terjadi pada orang kecil atau berkedudukan rendah. Malah yang semula kedudukannya rendah akan mengantikan atau mengalahkan yang sebesar atau kedudukan tinggi.

11. NARUH ODA MERNENEH TAPI PEKASTUK

Ungkapan ini dikatakan kepada setiap orang bahwa ternyata dalam kehidupan nyata pasti setiap orang pernah bertengkar atau berselisih pendapat antar sesama dimana saja.

12. BAGE TORANG PEROTOR-OTOR (Seperti musang berjalan beriringan)

Ungkapan ini dikatakan kepada suami istri yang apabila bepergian selalu bersama-sama dan setia sekata. (berbagai sumber/int)

Loading...

SHARE
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar

close