Bataksiana - Inti dari umpama Pakpak adalah memberikan nasehat kritik dan saran melalui peribahasa (analogi) yang singkat dan mudah dipahami. Umpama Pakpak kiranya bisa dilengkapi agar tidak hilang tertelan jaman. Karena salah satu kekayaan Budaya Pakpak adalah Umpama, yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut Umpama Pakpak yang terkait dengan dunia flora:
Ilustrasi. |
1. ARI-ARIAN BAGI MANGAN I OPIH
Sehari-hari seperti makan di pelepah pinang Kebiasaan seperti layaknya makan diatas pelapah pinang. Pribahasa ini diperuntukkan bagi seseorang yang mau enak sendiri artinya seseorang yang sangat gemar meminta bantuan dari teman atau orang lain tanpa adanya melakukan usaha demi peingkatan diri.
2. BAGI GOLINGEN TABU
Seperti gulingan labu Labu karena bulat mudah untuk menggulingkannya. Ungkapan ini dipakai untuk menyebutkan seseorang yang tidak punya pendirian atau tidak percaya diri sehingga nudah untuk diperdayakan orang lain.
3. BAGE MENAKA BULUH SIKEDEKNA ITINGKAH
Seperti membelah bambu yang kecil dipijak. Bambu dari pangkal ke pucuk biasanya mempunyai ketebalan yang berbeda, untuk menjaga keseimbangan maka membelah diwali dari pucuk. Ungkapan ini digunakan untuk memperingatkan orang kaya kuat atau orang tua atau tokoh-tokoh adat agar memberi nasehat atau keputusan secara adil bagi anak atau orang yang lebih lemah kedudukannya.
4. BAGI KETUK TANDANG
Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang terlalu banyak bicara tetapi tidak banyak bertindak. Misalnya seseorang yang sering menasehati orang lain tetapi ia sendiri tidak berbuat seperti isi nasehatnya tersebut. Atau orang yang selalu menggurui orang lain.
5. BAGE TONGKOH IARNGO
Seperti tunggul kayu di tengah semak arngo. Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang kurang dihargai ditengah-tengah masyarakat pada hal cukup banyak jasa yang diberikannya.
6. BAGI MENANGKIH KEPPENG
Keppeng adalah sejenis pohon hutan yang rasa buahnya asam. Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang selalu berusaha walaupun kurang berkemampuan dan dia tidak pernah putus asa apa dan bagaimanapun hasil yang diperolehnya.
7. ULANG BEGE TAKUR-TAKUR
Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang sangat enggan membantu orang lain atau orang yang sangat egoistis. Ungkapan ini biasanya diucapkan pada saat-saat adanya pertemuan desa atau nasehat orang tua terhadap anak-anak agar saling membantu satu sama lainnya.
8. BAGE KIROROH BULUNG LATENG
Ungkapan ini diperuntukkan sebagai nasehat terutama kepada orang muda yang belum berpengalaman supaya tidak sembrono dalam berprilaku atau bertindak. Untuk bertindak perlu dipikirkan terlebih dahulu sebelum melakukannya. Apabila bertindak dengan tidak berhati-hati maka akibatnyaakan fatal dan harus ditanggung sendiri.
9. BAGE NDERU PERSEGE
Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang seolah-olah baik atau seolah-olah ringan tangan membantu orang lain, tetapi kenyataannya sangat berat tangan atau enggan membantu sesamanya.
10. BAGE KAYU MALEDANG
Ungkapan ini kepada seorang gadis yang berparas cantik, tinggi semampai dan anggun.
11. ULANG BAGE MENCEKEP REBA-REBA
Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang tidak pernah serius melakukan sesuatu pekerjaan. Akibatnya dia sendiri tidak mendapat hasil malah mungkin akan celaka.
12. BAGE BATANG-BATANG PETINDIH TAN DATES SI TERIDAHNA
ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang suka menonjolkan diri karena kepintarannya berbicara tanpa mengingat adanya orang lain yang lebih berhak. Atau seseorang yang suka mengambil hak orang lain baik untuk berbicara atau mendapatkan sesuatu. (berbagai sumber/int)
Loading...
0 komentar:
Posting Komentar