Bataksiana - Seni dan budaya Simalungun ikut pada Festival Keraton Nusantara XI Cirebon yang dimulai pada Jumat (15/9) mendatang. Ada tiga pewaris kerajaan yang dipastikan hadir di acara itu dengan biaya keberangkatan ditanggung rombongan.
Ilustrasi. |
Sebelumnya Dr Sarmedi Purba juga sudah beberapa kali menggagas kehadiran kerajaan Simalungun dalam Festival Keraton Nusantara, ditambah rekomendasi sejarawan Donal Tick yang melalui akun Facebook-nya gencar mempromosikan agar kerajaan Simalungun ambil bagian.
Selanjutnya pegiat budaya Sultan Saragih, Rudin Herbert Purba dan Anca Damanik, pada Senin (21/8) lalu bertemu untuk menindaklanjuti gagasan tersebut, serta berusaha menghubungi dan menawarkan kesediaan pewaris Kerajaan Dolog Silou Tuan Tanjargaim Purba Tambak. Pada kesempatan itu, Sultan Saragih memiliki agenda perjalanan ke Jakarta dan memberanikan diri singgah ke Cirebon, guna meminta informasi syarat dan ketentuan mengikuti festival. Selanjutnya pada Senin (28/8) dilakukan pertemuan dengan Pak Bandi, abdi dalem dari keraton kasepuhan Cirebon.
Hal itulah yang membuka jalan untuk langsung bertemu dengan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat. Setelah itu kerajaan Simalungun diberi peluang terlibat aktif sebagai peninjau dengan mengikuti agenda utama kirab agung prajurit keraton se-nusantara dan pagelaran kesenian keratin.
Tak hanya itu, kerajaan Simalungun juga bakal ikut pada kegiatan lain, seperti welcome dinner, pameran benda pusaka, kerajinan rakyat, musyawarah raja, seminar dan dialog budaya.
Beruntung, pada Sabtu (2/9), Jordi Purba dan Julvanal Sinaga memberi reaksi cepat dengan kunjungan langsung ke panitia kasepuhan serta membentuk tim bersama orang Simalungun yang tinggal di Purwakarta dan Cirebon.
Jabetson Purba Sigumonrong, Sefriandi Purba Tondang (PWKT) dan Rizen Saragih (Cirebon) kemudian melakukan koordinasi untuk melengkapi jumlah orang Simalungun yang akan mengikuti kirab.
Terhitung sudah 60 orang siaga dengan kostum upas (prajurit) pakaian polang polang, dihar serba hitam dan detar hitam, hiou suri suri dan ragi panei kemeja putih hingga pakaian kebesaran adat partongah.
Kemudian ada 60 alas kaki khusus dipesan agar semua barisan prajurit tampak seragam, juga pengadaan podang (pedang), tombak dan bodil dirancang khusus agar sesuai dengan kostum prajurit raja Simalungun masa lampau.
Tim Siantar Simalungun dengan ketua Rudin Herbert Purba, sekretaris Kamson Nicholson Napitu bersama Mohon Sinaga (bendahara), Rudi Damanik, Sonny Purba, Anca Damanik dengan pembimbing Dr Sarmedi Purba menyusul pertemuan di Museum Simalungun untuk koordinasi persiapan untuk melakukan pendekatan kepada Walikota Siantar dan Bupati Simalungun, agar bisa membantu kesiapan dana.
Kesenian Toping toping dan Huda huda yang berasal dari Saran Padang, Kerajaan Dolog Silou tentunya membutuhkan dana yang lebih besar, mengingat jumlah personil 8 orang.
Sanggar Budaya Rayantara juga menurunkan 6 penari, termasuk pelatih tortor Opung Raminah Garingging untuk bergabung dengan 4 penari dari HIMAPSI se-Jabodetabek yang dipimpin Jan Roiko Purba.
Alhasil, baru 3 kerajaan yang cepat memberi respon dan bersedia hadir dengan biaya keberangkatan rombongan sendiri. Hingga Sabtu (9/9), dana yang berhasil dihimpun dan terkumpul baru Rp13 juta dari kebutuhan total Rp50 juta. Bagi masyarakat yang ingin member bantuan, bisa mengirimkannya ke nomor rekening Bank BCA no 2312102855 atas nama Jabetson Purba. (bbs/int)
Loading...
0 komentar:
Posting Komentar