Ayam Cipera Khas Karo, Nikmat dan Sedap


Bataksiana - Ayam cukup banyak digunakan sebagai bahan dasar masakan khas nusantara. Hampir setiap daerah di Tanah Air punya resep olahan ayam. Salah satu yang lezat adalah resep ayam cipera dari tanah Karo, Sumatra Utara. Ayam cipera terbuat dari bahan dasar daging ayam kampung dan tepung jagung.

Ayam Cipera Karo.
Soal komposisi protein dan lemak, dalam 100 gram daging ayam kampung memiliki keunggulan dibanding ayam ternak. Lemak pada ayam kampung sekitar 9 gram, lebih sedikit daripada ayam ternak yang mencapai 14 gram. Sedang protein pada ayam kampung hingga 37,9 gram dibanding ayam negeri sebanyak 35 gram.

Potongan daging ayam kampung kemudian dimasak dengan tepung jagung hingga empuk dan berkuah kental.

Agar menghasilkan kuah yang lebih kental, maka tepung jagung yang digunakan harus dari bulir berusia tua, lalu disangrai dan setelah itu ditumbuk hingga halus.

Selain menggunakan daging ayam kampung dan tepung jagung sebagai bahan utama, cipera juga memiliki bahan-bahan lain, seperti jamur merang, bumbu-bumbu dapur lain berupa serai, asam cekala, tomat, cabai, daun seledri, bawang merah dan agar lebih khas dapat menambahkan biji andaliman.

Bagian ayam yang umum dipakai termasuk leher, sayap, kaki, hati, dan ampela ayam. Pada pembuatan kuah cipera, mengolah tepung jagung secara benar menjadi kunci hidangan yang identik dengan kuah kental.

Ada makna fiosofi dibalik hidangan ayam ini, yaitu seluruh bagian ayam akan dimasak. Hal ini melambangkan makna keutuhan keluarga yang tidak bisa terpisahkan dan rasa bahagia.

Sehingga biasanya, cipera ini disajikan pada upacara perkawinan masyarakat Karo. Kadang-kadang menu juga disajikan pada upacara erpangir atau upacara mandi buang sial.

Dalam tradisi masyarakat di sana, ayam cipera harus dihidangkan bersama menu lain yang disebut tasak tolu alias tiga sajian. Potongan ayam biasanya dikeluarkan dari kuah kental, lalu dimasak lagi dengan darah ayam atau disebut gota oleh masyarakat lokal.

Potongan ayam ini disajikan sebagai hidangan utama. Kuah kentalnya disajikan sebagai hidangan kedua, yang sesuai selera boleh juga disiram pada bagian atas ayam.

Sajian ketiga adalah sayur cincang yang terdiri atas daun ubi, kacang panjang, batang pisang, jantung pisang, daun pepaya, dan tauge.

Bagi masyarakat Batak, khususnya Batak Toba, kehadiran biji andaliman dalam menu mereka seakan tidak dapat dipisahkan. Bagi orang awam, cita rasa andaliman dapat dijelaskan dengan kata: beraroma kuat dan meninggalkan jejak melekat di lidah kita.

Sehingga jika dicampur dalam menu masakan pedas atau sambal, maka rasa pedas tersebut seakan-akan susah hilang. Bagi orang yang tidak biasa makan sebaiknya mencicip terlebih dahulu agar lidah menjadi terbiasa dengan rasa bumbu andaliman.

Untuk mendapatkan andaliman, di pasar-pasar Jakarta dapat ditemukan misal di pasar Senin dan pasar Kramat Jati.

Hidangan ayam cipera juga cocok dinikmati berdampingan dengan menu ikan mas bumbu arsik. Baik masyarakat Batak Toba dan Karo cukup mengenal menu ini.

Ikan mas diberi bumbu-bumbu pelengkap seperti asam gelugur, kemiri, kunyit, lengkuas, serai, bawang merah dan putih serta tidak ketinggalan si biji populer, andaliman.

Sebagai pelengkap ada cabai merah, kacang panjang muda, bunga dan batang kecombrang dan bawang batak. Cita rasa gurih dari ikan mas bumbu arsik dapat menambah kenikmatan tersendiri saat menyantap ayam cipera.

Bila berkunjung ke kota Medan dan sekitarnya dan ingin mencicip makanan ini, tidak perlu khawatir. Ayam cipera dapat ditemukan dengan mudah di berbagai rumah makan yang ada di Kabanjahe, Berastagi, dan juga di Medan. (bbs/int)


Loading...

SHARE
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar

close