Bataksiana - Kepergian Marudut Tua Sinaga (22), pemuda yang tewas dikeroyok temannya menyisakan duka bagi keluarga khususnya ibu korban S br Sitanggang (50). Tangisan wanita ini terus pecah begitu melihat anak kesayangannya itu terbujur kaku.
Nenek korban tersedu-sedu di rumah sakit. |
Pantauan wartawan, Senin (8/7) sekira pukul 11.00 WIB di rumah duka di Kelurahan Panei Tongah, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun, warga yang datang melayat turut menangis. Apalagi ibu korban tidak henti-hentinya menitikkan airmata.
Dia merasa menyesal membiarkan korban keluar rumah pada saat itu. Apalagi korban dalam kondisi kurang sehat. Anak ketiga dari enam bersaudara ini ternyata baru pulang dari Jakarta karena sakit sekaligus ingin merayakan hari ulang tahun ibu dan adeknya bernama Ika.
Namun keesokan harinya, tengah malam, seorang teman korban berinisial SS (23) warga sekitar datang menjemput dan mengajak korban ke arah Kota Siantar.
SS juga menurut keterangan warga adalah seorang buronan kasus curanmor di Kecamatan Panei. Saat menjemput korban ke rumahnya, SS menutupi wajahnya dengan baju kaos yang ia gunakan sambil berada di atas kereta menunggu korban keluar rumah.
“Marsahit dope ibana, alai torus itelepon. I SMS donganna ase kaluar. Ise doi nikku, dang olo paboahon (Masih sakitnya anakku ini, tapi terus ditelepon. Di SMS temannya biar keluar. Siapa itu kubilang, ngak mau kau ngasih tau),” ujar ibu korban dalam tangisnya sembari melihat tubuh korban yang sudah terbujur kaku.
Mendengar tangisan itu membuat sejumlah pelayat ikut menitikkan airmata. Apalagi malam itu korban tidak diperbolehkan ibunya keluar rumah. Namun ibu korban akhirnya mengalah dan membiarkannya pergi setelah korban berhasil menyakinkan orangtuanya dan berjanji tidak akan berbuat yang salah.
"Pos ma roham omak, molo nadenggan do hita ulahon, na denggan do ro tu iba. Ido hatana makana pos rohakku, hulean kaluar (Tenanglah kau, Mak. Kalau yang baiknya kita kerjakan, pasti yang baiknya datang. Gara-gara itulah aku ijinkan dia keluar)," ujar wanita itu histeris.
Peristiwa naas ini kembali mengingatkan ibu korban kepada abang korban yang terlebih dahulu menghadap Tuhan Yang Maha Esa.
"Duama doli-doli lao sian jabukkon. Dang adong be anakku. Nunga lao sada-sada (Dualah anakku yang lajang meninggalkan rumah ini. Tak ada lagi anakku. Sudah pergi satu per satu)," ratapnya.
Menurut keluarga, abang korban ternyata sudah meninggal dunia tahun lalu akibat kecelakaan.
Korban Marudut Tua Sinaga baru pulang dari Jakarta karena merasa sakit sesak di dada dan tiba di rumahnya Panei Tongah, Jumat (5/7) lalu.
Atas kejadian itu keluarga korban merasa kesal atas ajakan SS yang tidak bertanggungjawab karena telah menjerumuskan korban ke jurang kematian.
Setelah dilakukan penyelidikan terhadap kasus penganiayaan yang mengakibatkan Marudut Sinaga tewas, pihak kepolisian menangkap lima orang yang diduga sebagai pelakunya.
Kelimanya adalah Jaya Purnama (23) warga Jalan Beringin, Sinaksak, Kabupaten Simalungun. Rizal (22) warga Jalan Beringin, Sinaksak. Rezi Aruanda (24) warga Jalan Tangki, Gang Madrasah, Kelurahan Naga Pita, Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar. Frenki Cia (23) warga Jalan Gereja, Kelurahan Kristen, Siantar Selatan. Dan Rahmat Faisal Sipayung (23) warga Jalan Aru, Kelurahan Bantan, Siantar Barat. (bbs/int)
Loading...
0 komentar:
Posting Komentar