Tari Merjuma dari Dairi, Rangkaian Cara Bertani


Bataksiana - Waktu menunjukkan pukul 22.30 WIB. Gemerlap cahaya lampu warna-warni dari panggung masih menghidupkan suasana lapangan dermaga Pelabuhan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Tari Merjuma dari Dairi.
Sabtu (10/9/2016) malam itu, berbagai budaya tradisional khas Batak menjadi pertunjukan yang menghibur warga lokal maupun wisatawan. Meski sudah cukup larut malam, animo masyarakat masih sangat terasa.

Tak hanya dewasa, anak-anak dan remaja pun turut menonton atraksi budaya yang ditampilkan dalam Festival Danau Toba (FDT) 2016 itu. Ada yang duduk di lapangan, berdiri, juga turut berjoget mengikuti alunan musik tradisional yang dimainkan.

Salah satu kabupaten di kawasan Danau Toba yang turut memeriahkan festival yakni Kabupaten Dairi. Keseluruhan ada 28 orang yang menari dan memainkan musik dari sanggar binaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Dairi.

Malam itu, mereka "bertani" dengan menari Tarian Merjuma di atas panggung utama FDT 2016. Diiringi senandung berjudul dan musik tradisional Pakpak, tarian yang ditampilkan itu mendeskripsikan rangkaian bertani.

"Ditunjukkan mulai dari aktivitas burung elang yang biasa memakan, itu (namanya) garo-garo. Ada aktivitas menanam padi, merontokkan padi, menumbuk padi sampai membawa pulang, bertani kopi. Kita padukan dalam satu tarian," ujar Kepala Seksi Seni Budaya Disbudparpora Kabupaten Dairi, Siswati Solin.

Siswati menjelaskan bertani padi dan kopi sidikalang merupakan mata pencaharian utama warga Kabupaten Dairi. Oleh karena itu Tarian Merjuma yang berarti bertani menjadi salah satu kebudayaan kabupaten tersebut. Hal yang menjadi ciri khas Tari Merjuma adalah kaki yang dijinjit.

"Kami di Kabupaten Dairi, yang kita tonjolkan itu adalah dari budaya Pakpak-nya," kata dia.

Malam itu, selain Tari Merjuma, remaja-remaja Kabupaten Dairi juga menyanyikan lagu tradisional dan menampilkan tarian khas remaja.

"Tari aktivitas remaja, ada berupa dembas atau keceriaan remaja, semangat yang tinggi, yang dikreasikan melalui tari," tutur Siswati.

Masyarakat yang menyaksikan atraksi kebudayaan di FDT 2016 tampak hanyut dalam alunan musik tradisional khas Batak yang terus dilantunkan. Atraksi kebudayaan ini menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. (sumber: kompas.com/int)

Loading...

SHARE
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar

close