Ini Dua Tarian Tradisional Suku Mandailing


Bataksiana - Mandailing adalah salah satu suku adat yang ada di Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Mereka datang di bawah pengaruh Kaum Padri yang memerintah Minangkabau di Tanah Datar.

Tortor Endeng-endeng.
Hasilnya, suku ini dipengaruhi oleh budaya Islam. Suku ini juga tersebar di Malaysia, tepatnya di Selangor dan Perak. Suku ini juga memiliki keterkaitan dengan Suku Angkola.

Sebagai salah satu suku adat di Sumatera Utara, suku Mandailing juga memiliki beragam kesenian dan budaya tradisi. Salah satunya adalah tari tradisional. Berikut ini adalah tarian tradisional yang berasal dari Mandailing, Sumatera Utara:

* Tor-tor Naposo Nauli Bulung

Tari Tor-Tor Naposo Nauli Bulung adalah merupakan jenis tarian tor-tor Sumatera Utara yang khusus ditarikan oleh pemuda2 dan pemudi secara berpasangan. Penampilan tari tor-tor naposo nauli bulung biasanya terdiri dari 3 penari wanita dan 3 penari pria, di barisan terdepan (na isembar) adalah para anak gadis yang memiliki marga yang sama misalnya Nasution, maka di barisan belakang (pangayapi) adalah para pemuda yang (harus) bermarga lain misalnya Lubis, atau sebaliknya para anak gadis di barisan depan (na isembar) bermarga Nasution, sedangkan dibarisan belakang (panyembar) harus bermarga Lubis, atau marga-marga lain seperti Rangkuti, Pulungan, Matondang, Daulae, dan Batubara


* Tari Endeng-endeng

Tari Endeng-endeng adalah sebuah tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Tari Endeng-endeng ini menggambarkan semangat dan ekspresi gembira masyarakat sehari- hari, serta ungkapan kegembiraan Naposo Nauli Bulung (muda-mudi) saat bertanam dan panen raya

Dalam penampilannya, tari endeng-endeng dimainkan oleh sepuluh pemain yakni dua orang bertugas sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin, lima orang penabuh gendang, dan seorang pemain ketipung (gendang kecil). Biasanya lagu yang dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini memakan waktu empat jam. Daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya yang ceria, sesuai dengan lagu-lagu yang dibawakan. (bbs/int)


Loading...

SHARE
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar

close