Bataksiana - Mandailing ditinjau dari Sejarah Asal Usul Mandailing bukan Batak berdasarkan kitab tua Mpu Prapanca, Negarakertagama. Patut di ingat, catatan ini adalah kitab tertua yang pernah ada di Indonesia dan diakui kebenarannya oleh UNICEF dan dunia ilmiah. Artinya, jika seseorang tidak percaya kebenarannya, secara intelektual ia akan "masuk neraka".
Ilustrasi. |
Sekitar tahun 1365 M, peradaban di pedalaman Sumatera masih sangat primitif, dan kanibalisme masih sangat dimungkinkan terjadi (kanibalisme paling mutakhir dicatat dalam sejarah adalah kanibalisme pada Missionaris, kejadian antara Sibolga dan Tarutung. Baca selengkapnya Batak Makan Orang, kumpulan sejarah kanibalisme yang dicatat sejarah.
Determinasi sejarah: masyarakat tumbuh, berkembang dan berubah. Peradaban manusia di utara bagian Sumatera berpusat di tepian sungai Barumun, dan Sungai Batang Pane. Bayangkan, saat itu kota yang kita kenal bernama Medan masih berupa laut dan rawa, tidak berpenghuni manusia. Toba, Mandailing dan Padang Lawas adalah kawasan segitiga emas pada masa itu dan pusat peradaban dan penyebaran agama ada di Padang Lawas. Itulah logika satu-satunya kenapa banyak terdapat kesamaan bahasa dan budaya.
Dan ada masa dimana Mandailing yang tidak terlalu besar berpusat di Kerajaan Pulungan, atau sebelumnya ada konsentrasi penduduk di tempat yang bernama Mandala Holing tepi Sungai Batang Gadis, atau dimana saja steppa yang luas, tanah yang cocok untuk pertanian yang diakibatkan suburnya tanah yang dibawa Batang Gadis Sungai Barumun dan Batang Pane. Itulah kenapa semua Candi yang ada di Mandailing Godang dibangun di lapangan terbuka dan tidak jauh dari Sungai-sungai utama. Candi Portibi, Candi Bahal, Candi yang ada di Siabu dan di Pidoli berada di tempat yang layak untuk umum.
Nama Batak tidak diketahui asal usulnya, sejelas Sejarah Asal Usul>Toba, Mandailing, Pane dan Barus. Mandailing untuk menyebutkan wilayah cukup luas yang mendiami tepi Sungai Batang Gadis namun terlalu kecil jika dibanding kerajaan Majapahit di abad 13 M. Hal itu disebabkan hampir semua pulau Sumatera pada saat itu masih tertutup hutan belantara berbanding terbalik dengan pulau Jawa bagian utara yang datar, subur dan cocok untuk tempat tinggal dan pertanian, maka orang Mandailing masa silam masih suka berpindah-pindah. Pedagang Arab yang bermukim di Barus terjadi di masa berikutnya dan bubar setelah diserang Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Pane langsung berhubungan dengan perdagangan internasional dan Pendeta-pendeta dan pusat penyiaran agama Hindu-Budha berada di Kerajaan Pane banyak yang belajar ke Champa dan India. Beberapa bahasa yang masih diwariskan atau terakulturasi pengaruh Hindu hingga kini antara lain: Mangaraja, Ompung (Opung), Debata, aksara (Surat Tulak Tumbaga) adalah impor berasal dari pengaruh Hindu-Budha.
Mandailing dikemudian hari lebih konsentrasi di Penyabungan dan Pidoli (Piu Delhi) karena Patih Gajah Mada dari Majapahit menghancurkan Kerajaan Pane yang terdapat di Barumun-Padang Bolak. Banyak penduduk, tentara dan aliansi Pane migrasi masuk kepedalaman di Penyabungan. Mereka inilah yang mendiami Huta Siantar dan Siladang. Sejatinya penduduk Siladang adalah tentara Sriwijaya yang dikebiri pasukan Gajah Mada dari Padang Lawas. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya persamaan bahasa dan adat istiadat Siladang (Aek Banir)dengan penduduk Palembang di pedalaman seperti cenderung mengunci koloni dari masyarakat luar.Ini juga menjadi penjelasan kenapa bahasa Siladang berbeda dengan bahasa Mandailing pada umumnya. Kerajaan Pane adalah sekutu Kerajaan Sriwijaya. Para pendatang dari Pane dan tentara Sriwijaya ini kemudian lebur menjadi orang Mandailing dan mengadopsi marga setempat. Masa inilah Sibaroar, leluhur Nasution dewasa. Sibaroar bisa mendominasi pengaruh Pulungan karena beraliansi dengan para pendatang ini. Belakangan banyak orang Siladang (Aek Banir) menjadi Nasution, demikian mungkin juga orang Pane yang terusir itu.
Sejarah Asal Usul Mandailing pada akhirnya harus diakui bahwa apa yang dimaksud Mandailing, kini hanya menunjuk pada wilayah saja. Jika seseorang merasa dirinya punya silsilah yang mengakar ke tanah Toba dan tinggal di Mandailing, maka ia boleh mengklaim diri menjadi orang Mandailing. Mandailing tidak hanya di isi oleh "orang mandailing" saja, tetapi patut di ingat, pendeta Hindu yang berkulit hitam itu menetap di Mandailing dan beranak pinak hingga sekarang. Rombongan dari Aceh (Tapak Tuan) menjadi Rangkuti dan beberapa pedagang Cina menjadi Lubis, atau pulungan, tergantung tempat dan situasi dimana bermukim. Menurut salah satu sumber, Marga Lubis aslinya berasal dari Bugis. Ini membuktikan bahwa Mandailing lebih heterogen dan lebih dinamis dari Toba. Jadi jangan heran kenapa tarombo Toba lebih rapi dari tarombo Mandailing.
Apakah Mandailing itu Batak sekarang tergantung dari mana anda melihatnya. Tapi yang pasti Mandailing tidak berasal dari Batak adalah fakta yang harus di akui. Menjadi seorang Batak atau Mandailing adalah dua pilihan buat penduduk yang berasal dari tanah Mandailing. Saya memilih Mandailing karena istilah ini lebih tua dan mendarah daging.
Mengetahui Sejarah Asal Usul Mandailing, maka kita harus ke masa lalu. Asal usul mandailing dan sejarah mandailing natal harus ditulis berdasarkan data empiris. Asal usul mandailingtidak hanya dicatat berdasar penuturan cerita rakyat. Contohnya seperti Kisah Rakyat Asal Usul Batak plesetan ini.
Cerita rakyat yang dituturkan secara turun temurun dibutuhkan sebagai pelengkap data empiris tadi, tetapi bingkai penulisan sejarah asal usul mandailing tetap harus yang realistis, logis dan sistematis. Sejarah mandailing harus dibebaskan dari sentuhan subjektif, seperti fanatisme keyakinan,dan fatalisme silsilah Raja Batak.
Jika kita sudah menyimpulkan suatu hal, "asal usul mandailing dari batak toba". Maka kita telah berhenti untuk berfikir dan menggali pertanyaan: dari mana asal usul mandailing? Dengan vonis, "asal usul mandailing adalah dari batak toba" kita telah membunuh sejarah asal usul mandailing. Siapa yang tahu pasti asal usul mandailing dari batak toba kecuali nenek moyang mandailing itu sendiri. Dan sayangnya mereka yang telah pergi tidak menitipkan surat wasiat dan catatan yang bisa dimengerti dan jelas mereka berasal dari mana. Jadi seseorang yang hidup di zaman ini tidak punya hak memvonis asal usul mandailing dari batak toba atau tidak. Istilah mandailingnya: "Dont punish if you dont know".
Hanya dengan cara ini asal usul mandailing bisa disingkap, jadi tidak pantas hanya karena seseorang berasal dari batak toba dan punya catatan silsilah (tarombo) menggeneralisir, "asal mandailing dari batak toba", sebaliknya, sesorang yang merasa tidak punya pertalian darah mengatakan, "asal usul mandailing adalah dari vietnam". Jadi mari berfikir logis bahwa asal usul mandailing adalah fakta yang terpisah dari kesimpulan siapapun.
Seseorang boleh berpendapat, tentunya berdasarkan logika yang jernih, tentang asal usul mandailing. Sangat bagus membuat diskursus, tesa anti tesa dan sintesa. Ungkapkanlah data dan fakta serta logika, tentu saja akan memperkaya khasanah perbendaharaan asal usul mandailing. Dengan suatu kesadaran, bahwa mandailing bukan milik seseorang, sebaliknya mandailing memiliki orang mandailing. Tulisan ini hanyalah rintisan untuk generasi ini karena masih banyak fakta masih terkubur di perut bumi, menanti untuk disingkap.
Asal usul mandailing tidak dari batak toba karena tidak mungkin Raja Batak atau siapapun nenek moyang orang batak tiba tiba muncul dari perut bumi atau jatuh dari langit di suatu tempat di tanah toba, lalu beranak pinak menjadi suku batak.
Saya banyak mendengar "lelucon" bahwa pada jaman dahulu kala hiduplah seorang Ompu Mula Di Najadi Nabolon, Raja Batak yang memerintah sendirian dan kesepian, karena tidak seorang pun berada selain dirinya dan keluarganya yang berada di puncak gunung itu. Naif sekali jika seperti itu gagasan seseorang tentang Sejarah Asal Usul Mandailing.
Dalam bayangan saya, orang batak yang mendiami toba yang pertama kali adalah sekelompok keluarga yang punya pemimpin dari keluarga itu sendiri. Migrasi massal adalah fakta sejarah yang tercatat di manapun di tanah batak.
Migrasi disebabkan perpecahan di satu klan, dan kelompok yang kalah akan pindah dan menempati suatu daerah yang baru. Jika tempat itu "milik" marga tertentu, mereka yang jadi pendatang kemudian menjadi "anak boru", tidak menjadi raja, mereka harus hormat pada Raja Nidapot (raja yang tempat menumpang). Jika tempat baru itu kosong tanpa otoritas marga apapun, pemimpin mereka itu pun berubah jadi raja. Demikianlah polanya.
Asal usul mandailing karena itu tidak dari batak toba, karena orang batak pertama kali tiba di tanah batak akan menempati sisi terluar dari pulau, dan kemudian seperti pola di atas akan menyebar hingga ke tanah toba dan padang bolak. Penyebaran penduduk bisa dari dua sisi pulau Sumatera, pesisi barat dan timur. Jika demikian, batak toba punya dua kemungkinan: berasal dari pantai timur atau barat.
Patut diakui bahwa fakta, banyak suku marga yang berasal dari batak toba hidup sebagai orang mandailing. Tetapi itu terjadi pada masa berikutnya dalam kronologi sejarah batak. Patut di ingat, orang mandailing tidak homogen, tetapi percampuran darah dari radius 1000 kilometer. Sutan Mahmud, yang leluhurnya berasal dari minangkabau adalah orang mandailing, dan ia telah menjadi marga lubis. Jimmy yang orang tuanya berasal dari mandailing sekarang telah menjadi orang sunda. Semua bisa lebur menjadi siapapun dan marga apapun mengikuti kronologi sejarah.
Karena itu, tidak tepat, karena seorang siregar, harahap atau daulay punya silsilah rinci mereka berasal dari batak toba lalu ia memfonis: "Asal usul mandailing dari batak toba". (sumber tulisan ini dari sini)
Loading...
0 komentar:
Posting Komentar