Pohulpohul, Kue Tradisional Batak Penuh Filosofi


Bataksiana - Jika Anda pernah menghadiri acara Suku Batak, pasti pernah melihat kue pohulpohul. Kue ini merupakan makanan khas Batak dari Tanapuli, Sumatera Utara.
Pohul-pohul.
Pohulpohul sering disajikan dalam acara adat Batak Marhusip, yaitu musyawarah adat persiapan pernikahan. Selain itu, kue tradisional satu ini juga dihidangkan pada acara adat lainnya. Biasanya, pohulpohul juga disajikan dengan ikan mas, sebagai simbol khusus dalam suku tersebut.

Pohulpohul dalam bahasa Batak, berarti kepalan. Bukan hanya sekadar makanan biasa, namun kue ini memiliki filosofi tersendiri. Seperti artinya, kue ini dibentuk dengan cara dikepal atau diremas sehingga menjadi kuat.

Bekas kepalan lima jari pada kue ini melambangkan dua hal, yaitu sebuah jabatan tangan tanda kesepakatan dan lima waktu penting yang ada dalam budaya Batak, disebut "Hatihasilima" yakni; poltak mata ni ari (saat terbit matahari), pangului (pagi hari), hos ari (tengah hari), giling ari (jelang sore), dan bot ari (matahari terbenam). Jadi, wajar jika pohulpohul sering muncul di setiap acara.

Apa saja bahan-bahan dan cara membuatnya? Siapkan 500 gram tepung beras, 600 gram kelapa muda parut, 150 gram gula merah yang telah disisir.

Campur semua bahan dengan sedikit air yang sudah dimasak. Ambil sekepal adonan, kepal-kepal hingga meninggalkan bekas jari-jai. Setelah itu, kukus hingga matang selama 15 menit. (bbs/int)

Loading...

SHARE
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar

close