Marga dan Ragam Bahasa Suku Mandailing


Bataksiana - Suku Mandailing mengenal paham kekerabatan, baik patrilineal maupun matrilineal. Dalam sistem patrilineal, orang Mandailing mengenal marga. Di Mandailing hanya dikenal belasan marga antara lain Lubis, Nasution, Harahap, Pulungan, Batubara, Parinduri, Lintang, Hasibuan, Rambe, Dalimunthe, Rangkuti, Tanjung, Mardia, Daulay, Matondang, dan Hutasuhut.
Ilustrasi.
Bila orang Toba mengenal pelarangan kawin semarga, maka orang Mandailing tidaklah mengenal pelarangan kawin semarga. Hal inilah yang menyebabkan marga orang Toba bertambah banyak, karena setiap ada kawin semarga, maka mereka membuat marga baru.

Di lain pihak, orang-orang dari etnis Mandailing apabila terjadi perkawinan semarga, maka mereka hanya berkewajiban melakukan upacara korban, berupa ayam, kambing atau kerbau, tergantung status sosial mereka di masyarakat, namun aturan adat itu sekarang tidak lagi dipenuhi, karena nilai-nilai status sosial masyarakat Mandailing sudah berubah terutama di perantauan.

* Bahasa Mandailing

Ada banyak ragam bahasa unik yang dimiliki oleh suku Mandailing, namun semuanya dibedakan dalam penggunaan momen dan waktu, antara lain:

- Hata somal, digunakan untuk obrolan sehari-hari
- Hata andung, digunakan saat suasana duka
- Hata teas dohot jampolak, digunakan dalam keadaan marah
- Hata sibaso, digunakan saat suasan magis/upacara adat
- Hata parkapur, digunakan saat orang-orang berada di hutan

(berbagai sumber/int)

Loading...

SHARE
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar

close