Unsur-unsur Kebudayaan Suku Pakpak


Bataksiana - Kabupaten Pakpak Bharat dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara. Dengan dikeluarkannya Undang-undang tersebut maka Kabupaten Pakpak Bharat resmi terbentuk menjadi satu kabupaten otonom dengan 3 kecamatan yaitu Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, dan Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dengan ibukota kabupaten adalah Salak.
Ilustrasi.
- Sistem mata pencaharian

Sistem mata pencaharian kabupaten pakpak bharat masih mengandalkan sistem pertanian yang tertuju kepada macam macam penghasilan diantaranya bertani padi sawah, jagung, kopi, nilam, coklat, kemenyan, cabai, dan lain lain. Pada umumnya hasil pertanian yang paling lama sudah ada di kabupaten adalah bertani kopi dan bertani padi di sawah. Hasil padi yang telah dipanen ini diperlukan untuk makanan sehari hari. Untuk sekarang ini masyarakat sudah banyak mengembangkan bertani gambir karena gambir merupakan hasil tani yang harganya cukup tinggi.

- Sistem peralatan dan teknologi

Pada umumnya masyarakat yang ada di kabupaten pakpak bharat masih menggunakan peralatan yang masih sederhana dengan peralatan seadanya, baik dari segi pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan dalam arti kata masih menggunakan alat tradisional Seperti dalam bertani gambir masih menggunakan alat cetak dengan dibuat sendiri yang terbuat dari bahan kayu. Untuk teknologi yang digunakan agar bisa berkomunikasi dengan orang lain di luar kabupaten Pakpak Bharat sudah adajuga tower telepon.



- Bahasa

Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Pakpak yang asli, namun ada juga beberapa orang yang menggunakan bahasa lain seperti bahasa batak Toba, Karo dan biasanya orang yang menggunakannya adalah pendatang baru di kabupaten tersebut. Adapun sapaan dalam bahasa Pakpak adalah “njuah njuah” yang artinya semoga sehat selalu. Bahasa Pakpak banyak kemiripan dengan kosakata bahasa Karo, namun sekarang ini sudah banyak menyerupai kosakata bahasa batak Toba.

- Kesenian

Ornamen Pakpak biasanya digunakan pada motif-motif ukiran (okir Pakpak) dan lukisan Pakpak seperti pada hiasan rumah adat Pakpak dan patung-patung karya seni budaya Pakpak. Beberapa alat musik pakpak adalah terbuat dari bahan tradisional seperti kalondang Pakpak yang Posisi musik tradisional sangatlah jelas dan terpandang dalam budaya Pakpak.

Pada upacara-upacara tradisi, musik, terutama genderang, mempunyai peranan penting: menjadi bagian dari sebuah kesenian tradisi masyarakat Pakpak. Di samping itu, adaj uga tarian daerah Pakpak yaitu TataK.

Tarian tradisional Pakpak sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, misalnya Tatak Memupu/Menapu Kopi, Tatak Mendedah, Tatak Renggisa, Tatak Balang Cikua, Tatak Garo-Garo, Tatak Tirismo Lae Bangkuang, Tatak Mersulangat, Tatak Menerser Page, Tatak Muat Page, Tatak Adat, Tatak Mendedohi Takal-Takal, dan lain-lain. Selain itu, dikenal juga seni bela diri yang disebut dengan istilah motcak dan tabbus.

Seni musik pakpak yaitu seni alat musik dan seni vokal. Seni alat musik misalnya Kalondang, Genderang, Gung Sada Rabaan, Kucapi, Sordam, Lobat, Kettuk, Gerantung, dan lain-lain. Seni vokal diantaranya odong-odong dan nangen. Selain itu, seni vokal juga sudah semakin dikembangkan sekarang ini, diantaranya lagu paling dikenal yaitu Cikala le Pong Pong, delleng sitinjo, lae une,nantampuk emas,dan lain lain.

- Sistem kekerabatan

Dalam sistem kekerabatan, orang Pakpak menganut prinsip patrilineal dalam memperhitungkan garis keturunan dan pembentukan klen (kelompok kerabatnya) yang disebut marga. Dengan demikian dalam berimplikasi terhadap sistem pewarisan dominan diperuntukkan untuk anak laki-laki saja. Bentuk perkawinannya adalah exogami marga, artinya seseorang harus kawin di luar marganya dan kalau kawin dengan orang semarga dianggap melanggar adat karena dikategorikan akan sumbang atau incest.

- Sistem religi dan kepercayaan

sistem religi atau kepercayaan menganut tiga agama yaitu Kristen Protestan, Kristen Katolik dan Islam. Sebelum masuknya ketiga agama ini, masyarakat pakpak masih mempercayai sembahan-sembahan patung atau pohon yang katanya dapat memberikan keuntungan dan reZeki yang murah dengan melakukan ritual-ritual atau upacara upacara tertentu.

- Sistem pengetahuan

suatu kelompok masyarakat pakpak mengganggap masa balita merupakan masa yang paling berbahaya, yang lainnya menganggap lebih berbahaya pada masa menjelang dewasa yang lainnya lagi mengganggap lebih berbahaya pada masa mati. Untuk itu masa-masa tersebut perlu diantisipasi dengan melakukan berbagai upacara.

Di dalam masyarakat Pakpak, jauh sebelum masuknya ajaran agama dikenal 2 jenis upacara di sepanjang hidupnya yang disebut kerja njahat dan kerja baik. Kerja njahat adalah jenis upacara yang berhubungan dengan upacara duka cita seperti kematian (males bulung simbernaik, males bulung buluh, males bulung sampula), mengokal tulan, menutung tulan.

Sedangkan kerja baik mencakup Upacara kehamilan (mere nakan merasa / nakan pagit) upacara kelahiran (mangan balbal  dan mengakeni), masa anak-anak (mengebat, mergosting), masa remaja seperti sunat (mertakil),  masa dewasa seperti perkawinan (merbayo), member makan kepada orang tua (menerbeb). (berbagai sumber/int)

Loading...

SHARE
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar

close